PROFIL

Yayasan Satu Nami Indonesia (YSNI) merupakan lembaga yang fokus pada pendampingan dan penguatan kapasitas alumni pesantren (santri) tahfidhil Al Qur’an dan kitab kuning. Lembaga tersebut berdiri pada tahun 2013 dengan nomor SK Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) AHU-AH.01.06.0036693. Adapun daerah yang sedang didampingi yayasan tersebut meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, dan beberapa wilayah di luar jawa.
Sampai saat ini sudah ada ratusan santri dan kyai/nyai muda alumni pesantren yang ditempatkan pada daerah yang membutuhkan. Santri tersebut kemudian akan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, khususnya dalam pendidikan keagamaan yang ramah dan toleran. Serta kemandirian hidup di era disruptif.
KH Muhammad Jazuli
Ketua Yayasan
Tentang

Melihat lebih dekat rintisan pesantren di tengah masyarakat
01
Lokasi
Menjadi pesantren yang mempunyai kapabilitas dalam pengajaran Al-Quran dan Kitab salaf yang berlandaskan paham ASWAJA.
02
Luas Pesantren
Berdiri di atas lahan seluas 1.480 meter persegi dengan dua bangunan di atasnya, yakni Omah Limasan dan Joglo Mangku Santri.
03
Kajian Kepesantrenan
Kajian kepesantrenan meliputi sholat lima waktu, kajian Al-Qur’an, kajian kitab kuning, mujahddah, ziarah kubur, dan
pendampingan TPQ di Madrasatul Nuurul fitroh (150 santri).
04
Program Pendidikan
Meliputi: pelatihan literasi digital, pelatihan digital inclusi, dan pelatihan bahasa asing.
05
Program Kewirausahaan
Meliputi: budidaya ternak kambing, agrifarm, dan pelatihan pembuatan snack dan kuliner kreatif.
06
Advokasi
Advokasi santri dan masyarakat dari ekonomi kelas menengah bawah untuk melanjutkan studi lanjut jalur beasiswa.
Visi
Mewujudkan pesantren dengan ekosistem masyarakat yang humanis, toleran dan inklusif berdasarkan nilai-nilai ASWAJA untuk merangkul partisipasi penuh penyandang disabilitas dan non disabilitas khususnya dalam bidang keagamaan, kewirausahaan, teknologi informasi, dan inklusi.
Misi
01
Menjadi pesantren yang mempunyai kapabilitas dalam pengajaran Al-Quran dan Kitab salaf yang berlandaskan paham ASWAJA.
02
Menjadi pesantren yang menyediakan layanan pendidikan dan pelatihan bagi santri penyandang disabilitas, santri non disabilitas, dan masyarakat umum pada bidang keagamaan, teknologi informasi, maupun kewirausahaan.
03
Menjadi pesantren yang mendampingi santri disabilitas, santri non disabilitas, maupun masyarakat umum paska mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
04
Menjadi pesantren yang berasaskan kebersamaan dan kesetaraan mempunyai harapan untuk mampu mendorong berdirinya disabilitas yang mandiri, berdaya dan menjadi sumber daya yang unggul.